PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DIKAWASAN HUTAN DIKLAT SISIMENI SANAM OLEH MASYARAKAT DESA SILLU

Detail Cantuman

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT DIKAWASAN HUTAN DIKLAT SISIMENI SANAM OLEH MASYARAKAT DESA SILLU

XML JSON

Keanekaragaman Tanaman Obat di Hutan Diklat Sisimeni Sanam, Pulau Timor Sebagai negara tropis dan memiliki wilayah kepulauan yang membentang sangat luas, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Pulau Timor merupakan salah satu pulau yang memiliki areal hutan dengan potensi tumbuhan obatnya, meskipun keanekaragaman jenisnya tidak setinggi daerah lainnya di Indonesia. Hutan Diklat Sisimeni Sanam, dengan luas hampir 3.000 hektar dan dikelilingi oleh desa-desa yang sebagian masyarakatnya adalah masyarakat lokal dan masih banyak yang memegang cara hidup tradisional, memiliki potensi yang besar terhadap keberadaan dan pemanfaatan tumbuhan obat. Adanya tumbuhan obat yang dijumpai di kawasan Hutan Diklat Sisimeni Sanam serta pemanfaatan tumbuhan tersebut untuk pengobatan tradisional oleh penduduk sekitar perlu dikaji lebih lanjut. Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan secara mandiri dan dimulai pada tanggal 22 Februari sampai dengan 22 Mei 2021 di KHDTK Hutan Diklat Sisimeni Sanam bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tanaman obat dan pemanfaatannya oleh masyarakat. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada praktek kerja lapang yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Ditemukan 23 jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk pengobatan tradisional, yaitu: Sirsak Banael (Pangkal Buaya) Beuk / Feuk Flolo / Faloak Johar Jati Hutan / Taupi Krinyu / Bunga Putih Kayu Ular Kanunak Lemon Hutan Mengkudu Mahoni Nitas Sirih Hutan Tali Hutan Kayu Papi Sambiloto Paria Hutan Porang Hutan Jambu Biji Asam Ganda Rusa Patah Tulang Bagian Tanaman yang Dimanfaatkan dan Cara Penggunaan: Akar: Merebus 2 akar lemon hutan, 1 akar kayu ular, dan 1 akar kuning secara bersamaan dengan 5 liter air. Air rebusan digunakan untuk kompres atau mandi. Batang: Menyiapkan 300 ml air panas dan merendam batang kayu ular (3 cm) selama 20 menit di dalam gelas, kemudian air rendaman langsung dikonsumsi. Kulit batang:Rebus 10 cm kulit batang mengkudu dengan 1 liter air. Air rebusan (250 ml) diminum dua kali sehari untuk menyembuhkan penyakit malaria. Daun:Rebus 30 helai daun sambiloto dengan takaran 1 liter air. Air rebusan yang masih hangat langsung diminum (250 ml) satu kali sehari. Daun adalah bagian yang paling sering digunakan untuk dijadikan obat. Buah:Jemur 10 buah sirih hutan sampai kering, kemudian disangrai, ditumbuk dan dicampurkan dengan air mendidih (300 ml), lalu disaring dan langsung diminum. Biji: Haluskan 2 biji nitas, kemudian langsung dioleskan pada bagian yang luka. Pucuk: Ambil 3 helai daun dan dimakan secara langsung. Habitus Tanaman Obat yang Digunakan: Pohon (9 jenis): Banael, Beuk/Feuk, Flolo, Johar, Jati Hutan, Mahoni, Nitas, Asam, Kanunak. Selain berkhasiat obat, tanaman ini juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan oleh masyarakat sebagai kayu pertukangan. Perdu (4 jenis):Mengkudu, Kayu Papi, Lemon Hutan, Jambu Biji. Liana (2 jenis):Kayu Ular, Tali Hutan. Herba (5 jenis):Krinyu, Sirih Hutan, Sambiloto, Paria Hutan, Porang, Pecut Kuda. Semak (2 jenis):Sirsak dan Pecut Kuda.


Detail Information

Item Type
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
Penulis
YOHANES BERCHMANS MILANG - Personal Name
Student ID
182385106
Dosen Pembimbing
Ramses V. Elim, S.Si., M.Si - - Dosen Pembimbing 1
Aah Ahmad Almulqu, S.Hut., M.Si., Ph.D - - Dosen Pembimbing 2
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
54453
Edisi
Published
Departement
KEHUTANAN
Kontributor
Bahasa
Indonesia
Penerbit POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG : KUPANG.,
Edisi
Published
Subyek
No Panggil
MSDH YOH 22
Copyright
Individu Penulis
Doi

Lampiran Berkas

LOADING LIST...



Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnya